Sedikit Kisah Tentang Kiswah Ka’bah

Masjidil Haram ialah bangunan mulia untuk umat Muslim yang ada di Bumi. Di dalam masjid terbesar di dunia ini terdapat suatu bangunan suci yang disebut dengan Ka’bah. Bangunan ini selalu di rindukan dimana setiap jamaah haji dan umrah yang telah dan mampu berziarah ke Masjidil Haram, insyaaallah akan melihat Ka’bah

ka'bah masjidil haram


Ka’bah diselubungi oleh kain hitam dengan sulaman emas, kain ini biasa dinamakan dengan kiswah, yang secara leksikal kiswah berasal dari bahasa Arab yang berarti pakaian. Terdapat pula penafsiran yang menyebut kiswah  sebagai selubung atau kain yang dikenakan pada peti. Di samping sebagai dekorasi Ka’bah, kiswah juga bermanfaat untuk menutup Ka’bah dari segala jenis kotoran, debu serta gangguan hujan dan panas berlebih yang bisa membuat keindahan nya menjadi rusak.

Kiswah telah menutupi Ka’bah semenjak zaman Nabi Ismail A.S, putra dari Nabi Ibrahim A.S.Pada masa kepemimpinan Raja Himyad Asad Abu Bakr dari Yaman, Kiswah diriwayatkan tercipta dari kain tenun. Sementara pada masa empat khalifah Khulafa Al-rasyidin, Kiswah tercipta dari kain benang kapas. Selain tersebut Kiswah didatangkan dari Mesir dan Yaman, seperti di antara saat Rasulullah SAW memerintah pada masa itu.

Dikutip dari sejumlah catatan sejarah bahwa dahulunya, warna Kiswah belum berwarna hitam seperti ketika ini, sampai akhirnya peralihan kain yang berwarna warni dari tahun ketahun ini diolah menjadi warna hitam oleh Kalifah Al-Mamun dari Dinasti Abbasiyah . Tradisi ini terus berkembang dan menjadi tanggung jawab masyarakat Arab dari suku Quraisy.



kiswah ka'bah


Seiring perjalanan Kiswah yang dahulunya diciptakan oleh pengerajin mempunyai nama Adnan bin ‘Ad ini dan pada masa jahiliyah diciptakan oleh Ad-Dibaj Ntilah binti Hibban, ibu dari Abbas bin Abdul Muthalib.

Sekarang, kiswah diproduksi secara canggih disebuah pabrik yang seluas 10 hektar dan terletak di pinggiran Kota Mekkah. Letaknya bersebelahan dengan Museum Haramain Mekkah. Bahan yang dahulunya dari bahan kulit unta diganti menjadi sutera yang benang jahitannya berlapiskan emas dan perak yang di pakai untuk menyusun kaligrafi ataupun ornament perlengkapannya memerlukan 120 kilogram bahan emas murni dan puluhan gram perak, maka tidak salah, Ka’bah tampak estetis berkilau saat terkena cahaya matahari.

Kain yang berukuran 14×95 m ini membutuhkan 670 kilogram bahan sutra kemudian digarap oleh 240 pengerajin yang terbagi atas 47 potongan. Dibalik Kiswah berwarna hitam ini ada kain berwana putih yang dinamakan Bithana Kiswah yang bermanfaat menyerap uap dari dinding Ka’bah serta menyerap panas dari Kiswah yang berwarna hitam.



Bagian-bagian Kiswah terdiri dari tiga unsur penting. Yang kesatu ialah Sitaar yang adalahbagian utama dari Kiswah yang terletak di pintu Ka’bah dan mempunyai ukuran panjang 6.5 meter x lebar.3.5 meter. Selanjutnya ialah lapisan dalam Ka’bah dan Hizam yang mengelilingi Ka’bah.

Kaligrafi potongan ayat Al-Qur’an tertulis di unsur Sitaar ini. Kaligrafi yang menghias Kiswah terdiri dari kalimah-kalimah syahadat dan di antara kalimat yang terlihat ialah Allah Jalla Jalalah, Laailaahaillallah, Muhammad Rasulallah (Allah Maha Agung, Tiada Tuhan Di samping Allah dan Muhammad Pesuruh Allah) lantas surat Ali Imran ayat 96, surat Al Baqarah ayat 144, surat Al-fatihah dan surat Al- Baqarah. Kini, penciptaan ayat Alquran pada Kiswah sudah memakai teknologi komputer.

Setelah itu, Kiswah dipasang mengitari Ka’bah dan direkatkan ke tanah dengan memakai cincin berbahan tembaga. Pergantian kain Kiswah ini dilaksanakan setiap tanggal 9 Dzulhijjah dalam perhitungan tahun Islam atau saat saat jamaah haji berlangsung ke bukit Arafah. 



Proses penggantian Kiswah dimulai dari sudut Hijir Ismail, yang terletak diantara Rukun atau sudut Iraqi dan Rukun Syami, lantas sisi pintu Ka’bah, antara rukun Iraki dan Rukun Hajar Aswad. Dilanjutkan pada sisi Rukun Yamani yang yang terletak antara rukun Hajar Aswad dan Rukun Yamani. Terakhir pada sisi antara Rukun Yamani dan Rukun Syami.

Sebelum diganti, petugas mengusung gulungan kiswah baru dengan tali kearah atap Ka’bah. Setelah direntangkan diantara dua sudut Ka’bah, perlahan-lahan puluhan petugas membuka tali Kiswah lama, lantas mengendurkan ikatan dan melepasnya, setelah tersebut kiswah diturunkan.

Petugas lantas mengepas dan mencungkil ikatan pada gelang-gelang tembaga dan membereskan posisi Kiswah. Setelah rapi, bagian-bagian Kiswah yang tidak terhubungn di empat sisi tersebut kemudian dibulatkan dalam ikatan dari atas sampai kebawah. Proses ini bisa memakan waktu sampai tiga jam karena digarap penuh hati-hati.



Setelah diturunkandan dilepaskan, seringkali kain Kiswah “dibedah” menjadi sejumlah bagian. Pada masa sebelumnya, Umar nin khattab sendiri yang membelah dan membagi-bagikannya untuk para jamaah yang berkeinginan menggunakannya sebagai pelindung dari panasnya Kota Mekkah. Namun sekarang, Potongan-potongan kecil itu menjadi hadiah untuk tamu kenegaraan Arab Saudi.

Belakangan ini, kain Kiswah yang menutupi sisi bawah Ka’bah dinaikkan, dilansir dari informasi,beberapa pengurus besar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang pada ketika itu ialah Abdurrahman as Sudais, urusan tersebut sudah dilaksanakan sejak Agustus 2017 dalam rangka penghormatan dan menjaga kesucian dari Kiswah tersebut sendiri dari perbuatan yang tidak di mau dari jamaah haji maupun umrah. Kemudian diturunkan kembali saat musim haji telah selesai.

Postingan populer dari blog ini

Jangan Asal Umroh Murah